Koleksi arieArie KoleksiPhotobucket
Selamat Tinggal..... Kenangan yang terindah.....kini hanyalah hayalan belaka.......
SELAMAT DATANG DI BLOG ARIE FIRMANSYAH

Rabu, 12 Maret 2008

ISTRI-ISTRI RASULLULAH S.A.W.

Berikut ini kita tampilkan nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW beserta sekilas penjelasannya:

1. SITI KHADIJAH: Nabi mengawini Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berumur 40 tahun. Khadijah sebelumnya sudah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah adalah Aby Haleh Al Tamimy dan suami keduanya adalah Oteaq Almakzomy, keduanya sudah meninggal sehingga menyebabkan Khadijah menjadi janda. Lima belas tahun setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal pada tahun 621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi’raj nya Nabi Muhammad SAW ke Surga. Nabi SAW sangatlah mencintai Khadijah. Sehingga hanya setelah sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW baru mau menikahi wanita lain.

2. SAWDA BINT ZAM’A: Suami pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia.
2. SAWDA BINT ZAM’A: Suami pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam’a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya.

3. AISHA SIDDIQA: Seorang perempuan bernama Kholeah Bint Hakeem menyarankan agar Nabi SAW mengawini Aisha, putri dari Aby Bakrs, dengan tujuan agar mendekatkan hubungan dengan keluarga Aby Bakr. Waktu itu Aishah sudah bertunangan dengan Jober Ibn Al Moteam Ibn Oday, yang pada saat itu adalah seorang Non-Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan Aishah, karena walaupun masih muda, tapi sudah cukup dewasa untuk mengerti tentang tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi Muhammad SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aishah sebelum kemudian mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakr pun kemudian menjadi khalifah pertama setelah Nabi SAW meninggal.

4. HAFSAH BINT UMAR: Hafsah adalah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta Usman mengawini anaknya, Hafsah. Tapi Usman menolak karena istrinya baru saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu Bakar yang juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman mengawini putri Nabi SAW yiatu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW. Hal ini membuat Usman dan Umar gembira.

5. ZAINAB BINT KHUZAYMA: Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D.

6. SALAMA BINT UMAYYA: Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak-anaknya, dia bersedia.

7. ZAYNAB BINT JAHSH: Dia adalah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW sudah mengatur agar Zaynab mengawini Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas ndak lama, dan Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37).

8. JUAYRIYA BINT AL-HARITH: Suami pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kelompok dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq). Bapak Juayreyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.

9. SAFIYYA BINT HUYAYY: Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW. Cerita nya cukup menarik, mungkin Insya Allah disampaikan terpisah.

10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN: Suami pertamanya adalah Aubed Allah Jahish. Dia adalah anak dari Bibi Rasulullah SAW. Aubed Allah meninggak di Ethiopia. Raja Ethiopia pun mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia sebenarnya menikah dengan nabi SAW pada 1 AH, tapi baru pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW di Madina, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun.

11. MAYMUNA BINT AL-HARITH: Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun. Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.

12. MARIA AL-QABTIYYA: Dia awalnya adalah orang yang membantu menangani permasalahan dirumah Rasullullah yang dikirim oleh Raja Mesir. Dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun setelah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan Maria (thx buat Joan) akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H. Waktu itu, Umar bin Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan kemudian dimakamkan di Al-Baqi.

Kalau sudah tahu begini dan kalau memang dikatakan mau mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW, kira-kira masih minat dan berani nggak ya kaum Adam untuk ber-istri lebih dari 1?




read more

PUTRA PUTRI RASULLULAH S.A.W

Putra Nabi

Abdullah bin Muhammad
Putra beliau dari Khadijah, meninggal ketika masih kecil.

Ibrahim bin Muhammad (wafat 10 H)
Putra Nabi dari Mariah Qibtiah. Dia hanya hidup selama 18 bulan. Nabi menyaksikan ketika dia menghembuskan nafas yang terakhir sambil meneteskan air mata, beliau berkata “mata boleh meneteskan air, hati boleh bersedih, tapi kita tidak boleh mengucapkan kalimat yang tidak diridai Allah”.

Qasim bin Muhammad
Putra beliau dari Khadijah yang meninggal ketika masih kecil.

Putri Nabi

Fatimah binti Muhammad (wafat 11 H)
Putri bungsu Rasulullah SAW dari Khadijah yang paling disayangi oleh Rasulullah SAW. Dia tergolong wanita Quraisy yang genius dan pintar bicara. Dia menikah dengan Ali bin Abu Thalib. Dari perkawinan ini lahirlah Hasan, Husain, Ummi Kultsum dan Zainab. Dia meninggal 6 bulan setelah wafatnya Rasulullah. Dan dari Fatimah Az-Zahro¡¦ini lahirlah dzuriyah Rasul sampai sekarang, yang di masyarakat lazim dijuluki Sayid, Habib ataupun Syarief.

Ruqaiah binti Muhammad (wafat 2 H)
Putri Rasulullah SAW. dari Khadijah yang dipersunting oleh Utbah bin Abu Lahab sewaktu Jahiliah. Setelah munculnya Islam dan turunnya ayat yang berarti “Celakalah kedua tangan Abu Lahab dan dia juga akan celaka” (S. Al-Masad ayat 1)dia langsung dicerai oleh suaminya atas perintah Abu Lahab. Dia memeluk Islam bersama ibunya.
Ruqaiah binti Muhammad (wafat 2 H)
Putri Rasulullah SAW. dari Khadijah yang dipersunting oleh Utbah bin Abu Lahab sewaktu Jahiliah. Setelah munculnya Islam dan turunnya ayat yang berarti “Celakalah kedua tangan Abu Lahab dan dia juga akan celaka” (S. Al-Masad ayat 1)dia langsung dicerai oleh suaminya atas perintah Abu Lahab. Dia memeluk Islam bersama ibunya. Kemudian dia dinikahi oleh Usman bin Affan dan ikut bersama suaminya hijrah ke Abessina (habasyah ), kemudian mereka kembali dan menetap di Madinah seterusnya meninggal di kota itu pula.

Ummi Kultsum binti Muhammad (wafat 9 H/639 M)
Putri Rasulullah dari Khadijah yang dipersunting oleh Utaibah bin Abu Lahab pada masa Jahiliah. Setelah turunnya ayat yang artinya: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia juga akan binasa.” (S. Al-Masad ayat 1) ia dicerai oleh Utaibah atas perintah Abu Lahab. Sepeninggal kakaknya, Ruqaiyah, istri pertama Usman dia dinikahi oleh Usman bin Affan. Dia ikut berhijrah ke Madinah.

Zainab binti Muhammad (wafat 8 H.)
Putri sulung Rasulullah yang dipersunting oleh Abul Ash bin Rabi’. Dia memeluk agama Islam dan ikut hijrah ke Madinah, sementara suaminya bertahan dalam agamanya di Mekah sampai dia tertawan dalam perang Badar. Di saat itu, Rasulullah meminta kepadanya untuk menceraikan Zainab, lalu diceraikannya. Setelah dia masuk Islam, Rasulullah SAW. mengawinkan mereka kembali.





read more

KISAH NYATA !! TUJUH KALI NAIK HAJI TIDAK BISA MELIHAT KA'BAH

Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, Hasan (bukan nama sebenarnya), mengajak ibunya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.

Sarah (juga bukan nama sebenarnya), sang Ibu, tentu senang dengan ajakan anaknya itu. Sebagai muslim yang mampu secara materi, mereka memang berkewajiban menunaikan ibadah Haji.

Segala perlengkapan sudah disiapkan. Singkatnya ibu anak-anak ini akhirnya berangkat ke tanah suci. Kondisi keduanya sehat wal afiat, tak kurang satu apapun. Tiba harinya mereka melakukan thawaf dengan hati dan niat ikhlas menyeru panggilan Allah, Tuhan Semesta Alam. “Labaik allahuma labaik, aku datang memenuhi seruanMu ya Allah”.

Tuhan Semesta Alam. “Labaik allahuma labaik, aku datang memenuhi seruanMu ya Allah”.

Hasan menggandeng ibunya dan berbisik, “Ummi undzur ila Ka’bah (Bu, lihatlah Ka’bah).” Hasan menunjuk kepada bangunan empat persegi berwarna hitam itu. Ibunya yang berjalan di sisi anaknya tak beraksi, ia terdiam. Perempuan itu sama sekali tidak melihat apa yang ditunjukkan oleh anaknya.

Hasan kembali membisiki ibunya. Ia tampak bingung melihat raut wajah ibunya. Di wajah ibunya tampak kebingungan. Ibunya sendiri tak mengerti mengapa ia tak bisa melihat apapun selain kegelapan. beberapakali ia mengusap-usap matanya, tetapi kembali yang tampak hanyalah kegelapan.

Padahal, tak ada masalah dengan kesehatan matanya. Beberapa menit yang lalu ia masih melihat segalanya dengan jelas, tapi mengapa memasuki Masjidil Haram segalanya menjadi gelap gulita. Tujuh kali Haji Anak yang sholeh itu bersimpuh di hadapan Allah. Ia shalat memohon ampunan-Nya. Hati Hasan begitu sedih. Siapapun yang datang ke Baitullah, mengharap rahmatNYA. Terasa hampa menjadi tamu Allah, tanpa menyaksikan segala kebesaran-Nya, tanpa merasakan kuasa-Nya dan juga rahmat-Nya.

Hasan tidak berkecil hati, mungkin dengan ibadah dan taubatnya yang sungguh-sungguh, Ibundanya akan dapat merasakan anugrah-Nya, dengan menatap Ka’bah, kelak. Anak yang saleh itu berniat akan kmebali membawa ibunya berhaji tahun depan. Ternyata nasib baik belum berpihak kepadanya.

Tahun berikutnya kejadian serupa terulang lagi. Ibunya kembali dibutakan di dekat Ka’bah, sehingga tak dapat menyaksikan bangunan yang merupakan symbol persatuan umat Islam itu. Wanita itu tidak bisa melihat Ka’bah.

Hasan tidak patah arang. Ia kembali membawa ibunya ke tanah suci tahun berikutnya.

Anehnya, ibunya tetap saja tak dapat melihat Ka’bah. Setiap berada di Masjidil Haram, yang tampak di matanya hanyalah gelap dan gelap. Begitulah keganjilan yang terjadi pada diri Sarah. hingga kejadian itu berulang sampai tujuh kali menunaikan ibadah haji.

Hasan tak habis pikir, ia tak mengerti, apa yang menyebabkan ibunya menjadi buta di depan Ka’bah. Padahal, setiap berada jauh dari Ka’bah, penglihatannya selalu normal. Ia bertanya-tanya, apakah ibunya punya kesalahan sehingga mendapat azab dari Allah SWT ?. Apa yang telah diperbuat ibunya, sehingga mendapat musibah seperti itu ? Segala pertanyaan berkecamuk dalam dirinya. Akhirnya diputuskannya untuk mencari seorang alim ulama, yang dapat membantu permasalahannya.

Beberapa saat kemudian ia mendengar ada seorang ulama yang terkenal karena kesholehannya dan kebaikannya di Abu Dhabi (Uni Emirat). Tanpa kesulitan berarti, Hasan dapat bertemu dengan ulama yang dimaksud.

Ia pun mengutarakan masalah kepada ulama yang saleh ini. Ulama itu mendengarkan dengan seksama, kemudian meminta agar Ibu dari hasan mau menelponnya. anak yang berbakti ini pun pulang. Setibanya di tanah kelahirannya, ia meminta ibunya untuk menghubungi ulama di Abu Dhabi tersebut. Beruntung, sang Ibu mau memenuhi permintaan anaknya. Ia pun mau menelpon ulama itu, dan menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya di tanah suci. Ulama itu kemudian meminta Sarah introspeksi, mengingat kembali, mungkin ada perbuatan atau peristiwa yang terjadi padanya di masa lalu, sehingga ia tidak mendapat rahmat Allah. Sarah diminta untuk bersikap terbuka, mengatakan dengan jujur, apa yang telah dilakukannya.

“Anda harus berterus terang kepada saya, karena masalah Anda bukan masalah sepele,” kata ulama itu pada Sarah.

Sarah terdiam sejenak. Kemudian ia meminta waktu untuk memikirkannya. Tujuh hari berlalu, akan tetapi ulama itu tidak mendapat kabar dari Sarah. Pada minggu kedua setelah percakapan pertama mereka, akhirnya Sarah menelpon. “Ustad, waktu masih muda, saya bekerja sebagai perawat di rumah sakit,” cerita Sarah akhirnya. “Oh, bagus…..Pekerjaan perawat adalah pekerjaan mulia,” potong ulama itu. “Tapi saya mencari uang sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara, tidak peduli, apakah cara saya itu halal atau haram,” ungkapnya terus terang. Ulama itu terperangah. Ia tidak menyangka wanita itu akan berkata demikian.

“Disana….” sambung Sarah, “Saya sering kali menukar bayi, karena tidak semua ibu senang dengan bayi yang telah dilahirkan. Kalau ada yang menginginkan anak laki-laki, padahal bayi yang dilahirkannya perempuan, dengan imbalan uang, saya tukar bayi-bayi itu sesuai dengan keinginan mereka.”

Ulama tersebut amat terkejut mendengar penjelasan Sarah.
“Astagfirullah……” betapa tega wanita itu menyakiti hati para ibu yang diberi amanah Allah untuk melahirkan anak. bayangkan, betapa banyak keluarga yang telah dirusaknya, sehingga tidak jelas nasabnya.

Apakah Sarah tidak tahu, bahwa dalam Islam menjaga nasab atau keturunan sangat penting.

Jika seorang bayi ditukar, tentu nasabnya menjadi tidak jelas. Padahal, nasab ini sangat menentukan dala perkawinan, terutama dalam masalah mahram atau muhrim, yaitu orang-orang yang tidak boleh dinikahi.

“Cuma itu yang saya lakukan,” ucap Sarah.
“Cuma itu ? tanya ulama terperangah. “Tahukah anda bahwa perbuatan Anda itu dosa yang luar biasa, betapa banyak keluarga yang sudah Anda hancurkan !”. ucap ulama dengan nada tinggi.

“Lalu apa lagi yang Anda kerjakan ?” tanya ulama itu lagi sedikit kesal.
“Di rumah sakit, saya juga melakukan tugas memandikan orang mati.”
“Oh bagus, itu juga pekerjaan mulia,” kata ulama.

“Ya, tapi saya memandikan orang mati karena ada kerja sama dengan tukang sihir.”
“Maksudnya ?”. tanya ulama tidak mengerti.

“Setiap saya bermaksud menyengsarakan orang, baik membuatnya mati atau sakit, segala perkakas sihir itu sesuai dengan syaratnya, harus dipendam di dalam tanah. Akan tetapi saya tidak menguburnya di dalam tanah, melainkan saya masukkan benda-benda itu ke dalam mulut orang yang mati.”

“Suatu kali, pernah seorang alim meninggal dunia. Seperti biasa, saya memasukkan berbagai barang-barang tenung seperti jarum, benang dan lain-lain ke dalam mulutnya. Entah mengapa benda-benda itu seperti terpental, tidak mau masuk, walaupun saya sudah menekannya dalam-dalam. Benda-benda itu selalu kembali keluar. Saya coba lagi begitu seterusnya berulang-ulang. Akhirnya, emosi saya memuncak, saya masukkan benda itu dan saya jahit mulutnya. Cuma itu dosa yang saya lakukan.”

Mendengar penuturan Sarah yang datar dan tanpa rasa dosa, ulama itu berteriak marah.

“Cuma itu yang kamu lakukan ? Masya Allah….!!! Saya tidak bisa bantu anda. Saya angkat tangan”.

Ulama itu amat sangat terkejutnya mengetahui perbuatan Sarah. Tidak pernah terbayang dalam hidupnya ada seorang manusia, apalagi ia adalah wanita, yang memiliki nurani begitu tega, begitu keji. Tidak pernah terjadi dalam hidupnya, ada wanita yang melakukan perbuatan sekeji itu.

Akhirnya ulama itu berkata, “Anda harus memohon ampun kepada Allah, karena hanya Dialah yang bisa mengampuni dosa Anda.”

Bumi menolaknya. Setelah beberapa lama, sekitar tujuh hari kemudian ulama tidak mendengar kabar selanjutnya dari Sarah. Akhirnya ia mencari tahu dengan menghubunginya melalui telepon. Ia berharap Sarah t elah bertobat atas segala yang telah diperbuatnya. Ia berharap Allah akan mengampuni dosa Sarah, sehingga Rahmat Allah datang kepadanya. Karena tak juga memperoleh kabar, ulama itu menghubungi keluarga Hasan di mesir. Kebetulan yang menerima telepon adalah Hasan sendiri. Ulama menanyakan kabar Sarah, ternyata kabar duka yang diterima ulama itu.

“Ummi sudah meninggal dua hari setelah menelpon ustad,” ujar Hasan.

Ulama itu terkejut mendengar kabar tersebut.

“Bagaimana ibumu meninggal, Hasan ?”. tanya ulama itu.

Hasanpun akhirnya bercerita : Setelah menelpon sang ulama, dua hari kemudian ibunya jatuh sakit dan meninggal dunia. Yang mengejutkan adalah peristiwa penguburan Sarah. Ketika tanah sudah digali, untuk kemudian dimasukkan jenazah atas ijin Allah, tanah itu rapat kembali, tertutup dan mengeras. Para penggali mencari lokasi lain untuk digali. Peristiwa itu terulang kembali. Tanah yang sudah digali kembali menyempit dan tertutup rapat. Peristiwa itu berlangsung begitu cepat, sehingga tidak seorangpun pengantar jenazah yang menyadari bahwa tanah itu kembali rapat. Peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Para pengantar yang menyaksikan peristiwa itu merasa ngeri dan merasakan sesuatu yang aneh terjadi. Mereka yakin, kejadian tersebut pastilah berkaitan dengan perbuatan si mayit.

Waktu terus berlalu, para penggali kubur putus asa dan kecapaian karena pekerjaan mereka tak juga usai. Siangpun berlalu, petang menjelang, bahkan sampai hampir maghrib, tidak ada satupun lubang yang berhasil digali. Mereka akhirnya pasrah, dan beranjak pulang. Jenazah itu dibiarkan saja tergeletak di hamparan tanah kering kerontang.

Sebagai anak yang begitu sayang dan hormat kepada ibunya, Hasan tidak tega meninggalkan jenazah orang tuanya ditempat itu tanpa dikubur. Kalaupun dibawa pulang, rasanya tidak mungkin. Hasan termenung di tanah perkuburan seorang diri.

Dengan ijin Allah, tiba-tiba berdiri seorang laki-laki yang berpakaian hitam panjang, seperti pakaian khusus orang Mesir. Lelaki itu tidak tampak wajahnya, karena terhalang tutup kepalanya yang menjorok ke depan. Laki-laki itu mendekati Hasan kemudian berkata padanya,” Biar aku tangani jenazah ibumu, pulanglah!”. kata orang itu.

Hasan lega mendengar bantuan orang tersebut, Ia berharap laki-laki itu akan menunggu jenazah ibunya. Syukur-syukur mau menggali lubang untuk kemudian mengebumikan ibunya.

“Aku minta supaya kau jangan menengok ke belekang, sampai tiba di rumahmu, “pesan lelaki itu.

Hasan mengangguk, kemudian ia meninggalkan pemakaman. Belum sempat ia di luar lokasi pemakaman, terbersit keinginannya untuk mengetahui apa yang terjadi dengan kenazah ibunya.

Sedetik kemudian ia menengok ke belakang. Betapa pucat wajah Hasan, melihat jenazah ibunya sudah dililit api, kemudian api itu menyelimuti seluruh tubuh ibunya. Belum habis rasa herannya, sedetik kemudian dari arah yang berlawanan, api menerpa wajah Hasan. Hasan ketakutan. Dengan langka h seribu, ia pun bergegas meninggalkan tempat itu.

Demikian yang diceritakan Hasan kepada ulama itu. Hasan juga mengaku, bahwa separuh wajahnya yang tertampar api itu kini berbekas kehitaman karena terbakar. Ulama itu mendengarkan dengan seksama semua cerita yang diungkapkan Hasan. Ia menyarankan, agar Hasan segera beribadah dengan khusyuk dan meminta ampun atas segala perbuatan atau dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh ibunya. Akan tetapi, ulama itu tidak menceritakan kepada Hasan, apa yang telah diceritakan oleh ibunya kepada ulama itu.

Ulama itu meyakinkan Hasan, bahwa apabila anak yang soleh itu memohon ampun dengan sungguh-sungguh, maka bekas luka di pipinya dengan ijin Allah akan hilang. Benar saja, tak berapa lama kemudian Hasan kembali mengabari ulama itu, bahwa lukanya yang dulu amat terasa sakit dan panas luar biasa, semakin hari bekas kehitaman hilang. Tanpa tahu apa yang telah dilakukan ibunya selama hidup, Hasan tetap mendoakan ibunya. Ia berharap, apapun perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh ibunya, akan diampuni oleh Allah SWT.





read more

Menumbuhkan Cinta Kasih Suami Istri

Ketenteraman, ketenangan dan kasih sayang kepada pasangan merupakan target yang diupayakan untuk terwujud dalam rumah tangga, ia bisa menjadi tolak ukur kebahagiaan pasangan suami istri, meskipun Allah menyatakan bahwa semua itu merupakan bagian dari tanda-tanda kekuasaanNya akan tatapi tidak berarti bahwa pasangan suami istri pasrah tanpa ada upaya dan usaha untuk mewujudkannya melalui langkah-langkah yang menjadi sebab ketenangan dan kebahagiaan suami istri, bagaimana pun Allah mengaitkan sesuatu dengan sebabnya.

Hadiah

Hadiah berpengaruh besar dalam menumbuhkan cinta kasih suami istri lebih-lebih jika pemilihan dan momennya tepat, sekecil apapun hadiah tersebut karena biasanya pasangan tidak melihat kepada apa yang dihadiahkan akan tetapi kepada penghadiahan itu sendiri yang merupakan wujud dan ungkapan kasih sayang. Hadiah

Hadiah berpengaruh besar dalam menumbuhkan cinta kasih suami istri lebih-lebih jika pemilihan dan momennya tepat, sekecil apapun hadiah tersebut karena biasanya pasangan tidak melihat kepada apa yang dihadiahkan akan tetapi kepada penghadiahan itu sendiri yang merupakan wujud dan ungkapan kasih sayang. Bukankah lumrah kalau orang cenderung tidak memberi kecuali kepada orang yang dia cintai? Untuk itu tidak perlu berkhayal hadiah mahal yang menipiskan dompet, itu kalau Anda berduit, akan tetapi cukup sesuaikan dengan mizaniyah yang mampu Anda pikul. Suami misalnya sepulang kantor dia bisa mampir ke sebuah warung atau toko membeli sesuatu atau makanan yang terjangkau kesukaan keluarga, ketika istri membuka pintu menyambutnya pulang, sementara di tangan suami ada sesuatu untuknya dimakan bareng-bareng tentu hal ini membuat semua anggota keluarga tersenyum. Istri pun bisa melakukannya untuk suami, tetapi kalau istri tidak bekerja dari mana dia bisa memberi hadiah kepada suami? Jangan cemas, buatkan saja makanan atau minuman kesukaannya pada saat tertentu lebih-lebih jika hal itu tidak diberitahukan sebelumnya, ini bisa jadi kejutan bukan? Begitu besarnya pengaruh hadiah dalam menumbuhkan kasih sayang ini ditetapkan oleh sabda Nabi saw yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan al-Bukhari dari di al-Adab al-Mufrad dari Abu Hurairah.

“ تَهَادَوْا تَحَابُوا.” (Hendaknya kalian saling memberi hadiah niscaya kalian akan saling menyayangi).

Salam

Salam adalah doa keselamatan, ia pengusir keterasingan, kemarahan dan kebencian, ia indikasi terjalinnya hubungan baik dan kasih sayang, tentunya yang paling layak mendapatkan semua itu adalah keluarga. Ketika suami hendak meninggalkan rumah atau ketika dia pulang ke rumah atau ketika istri meminta izin keluar kepada suami karena ada hajat yang harus ditunaikan dan pada semua itu diiringi dengan ucapan salam niscaya lenyaplah kemarahan yang mungkin tersisa di dalam hati, berganti dengan ketenteraman dan kelapangan, plong rasanya. Inilah pengarahan Rasulullah saw kepada para sahabat,

وعن إبي هريرة رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قال : قال رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلًّمَ : " لاَ تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا ، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا ، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ ." رواه مسلم

Dari Abu Hurairah rhu berkata, Rasulullah saw bersabda, “Kalian tidak masuk surga sehingga kalian beriman dan kalian tidak beriman sehingga kalian saling menyintai, maukah kalian aku tunjukkan sesuatu jika kalian melakukannya niscaya kalian saling menyintai ? Tebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim).

Lihatlah Rasulullah saw menetapkan bahwa menebarkan salam di antara kaum muslimin membuat mereka saling menyintai. Bukankah suami istri juga termasuk kaum muslimin? Dan sebelum itu al-Qur`an telah berbicara,

“Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.” (An-Nur: 65).

Imam an-Nawawi di Riyadhus Shalihin menulis bab, ‘Anjuran salam jika masuk rumahnya’ lalu beliau menyebutkan ayat di atas dan hadits Anas, dia berkata, Rasulullah saw berkata kepadaku, “Wahai anakku jika kamu masuk kepada keluargamu maka ucapkanlah salam karena ia adalah barakah atasmu dan keluargamu.” (HR. at-Tirmidzi dia berkata, “Hadits hasan shahih.”).

Membantu

Membantu pasangan dengan mengambil alih sebagian dari tugas-tugasnya menimbulkan perasaan dalam diri pasangan, ‘Oh ternyata suami saya atau istri saya tidak menginginkan saya dalam kesulitan, dia ingin meringankan beban saya dan itu sebagai realisasi cintanya kepada saya.’ Dalam kondisi ini, karena pasangan merasa diperhatikan dengan bantuan Anda kepadanya, tentunya dia akan membalasnya dengan cinta pula. Biasanya yang membuat pasangan emoh membantu adalah perasaan gengsi, dia menganggap tidak level mengerjakan pekerjaan tersebut, ini umumnya terjadi pada suami, yang ada di benak suami, ‘masak aku sebagai ini, sebagai itu harus turun keprabon atau harus nyuci piring kotor atau harus nyeboki anak dan sebagainya,’ pikiran seperti ini kurang tepat, memang tanpa Anda turun ke belakang mengerjakan sebagian tugas istri tidak akan membuat hubungan Anda dengannya menjadi buruk, akan tetapi jika Anda bersedia membantunya niscaya ada yang lain dalam arti positif antara Anda dengan dia, ya minimal jika istri anda sakit misalnya Anda tidak perlu kalang kabut dengan urusan belakang Anda karena sebagian darinya telah biasa Anda kerjakan dan belum tentu anda mampu membayar pembantu.
Buang sajalah rasa gengsi itu bukankah pemimpin adalah abdi rakyatnya? Orang-orang Arab berkata,

“ سَيِّدُ القَوْمِ خَادِمُهُمْ .” (Pemuka suatu kaum adalah pelayan mereka).

Simaklah keteladanan baginda Nabi saw. Dari al-Aswad bin Yazid berkata, Aisyah ditanya, “Apa yang dilakukan oleh Nabi saw di rumah?” Aisyah menjawab, “Melayani keluarganya. Jika tiba waktu shalat beliau pergi shalat.” (HR. al-Bukhari).

Beliau juga bersabda,

أَكْمَلُ المُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ .

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya.” (HR. at-Tirmidzi dia berkata, “Hadits hasan shahih.”).

Sentuhan

Sentuhan lembut adalah salah satu bahasa cinta, memang kasih sayang tidak harus dibahasakan dengan sentuhan, saya yakin pasangan Anda menyayangi anda ker Allah dengan tulus, akan tetapi bagaimanapun cinta dan kasih tanpa sentuhan adalah garing dan sesuatu yang garing lama-lama bisa mati lho.. inilah yang diisyaratkan oleh Rasulullah saw ketika beliau mencium dua cucu tercintanya Hasan dan Husain dan itu dilihat oleh seorang Arab badui yang garing, badui ini berkata, “Aku mempunyai sepuluh orang anak, tidak seorang pun dari mereka yang aku cium.” Rasulullah saw menjawab, “Apa yang bisa aku perbuat kalau Allah mencabut kasih sayang dari hatimu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Lihatlah di sini, Nabi saw tidak menutup kemungkinan dicabutnya kasih sayang dari badui ini manakala tidak ada sentuhan apapun darinya kepada anaknya.

Sentuhan, ciuman, pelukan, berpegangan tangan dan yang sepertinya di samping mendekatkan dari sisi fisik ia juga mendekatkan dari sisi emosi, bisa dipastikan pasangan Anda akan merespon dan pada saat itu terjalinlah sesuatu yang hanya anda rasakan dengan pasangan. Pastinya, orang yang tidak menyayangi tidak disayangi.

Memberi pujian

Memberi pujian kepada pasangan dalam waktu-waktu tertentu. Pujian karena sesuatu yang diucapkan atau dilakukan oleh pasangan, atau pujian fisik seperti kata-kata ‘cantik’ atau ‘baik’ atau ‘kamu perhatian’ dan sejenisnya membuat pasangan merasa dihargai dan diperhatikan, dia merasa keberadaaannya berarti dan diperlukan dan tidak ragu ini memberikan saham positif dalam mempererat keharmonisan dan kemesraan suami istri.

Pujian adalah kata-kata yang baik, ia menenteramkan dan menenangkan hati. Pujian yang baik dan tepat memberi dorongan kepada pasangan yang dipuji untuk melakukan lebih baik daripada apa yang telah dilakukan atau paling tidak mempertahankannya. Pujian yang baik dan tepat mengobati ucapan dan sikap kepada pasangan yang mungkin keliru dan tidak patut untuk diucapkan dan dilakukan, ia menjembatani keduanya untuk lebih mendekat.

وَعَنْ أُمِّ كُلْثُوْمٍ بِنْتِ عُقْبَةَ بن أَبِي مُعَيط رضي الله عنها قالت : سَمِعْتُ رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلًّمَ يقول : " لَيْسَ الكَذَّابُ الّذِي يُصْلحُ بَيْنَ النَّاسِ فَيَنْمِي خَيْرًا ، أَوْ يَقُوْلُ خَيْرًا وفي رواية مسلم زيادة ، قالت : وَلَمْ أَسْمَعْهُ يُرَخِّصُ فِي شَيْءٍ مِمَّا يَقُوْلُهُ النَّاسُ إِلاَّ فِي ثَلاَثٍ تَعْنِي : الحَرْبَ ، وَلإِصْلاَحَ بَيْنَ النَّاسِ ، وَحَدِيثَ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ ، وَحَدِيثَ المَرْأَةِ زَوْجَهَا .

Dari Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abi Muaith berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Bukan pendusta orang yang memperbaiki di antara manusia lalu dia menyampaikan berita kebaikan atau berkata kebaikan.” (Muttafaq alaihi).
Tambahan riwayat Muslim dia berkata, “Aku tidak mendengar Rasulullah saw memberi keringanan pada sesuatu dari apa-apa yang diucapkan oleh manusia kecuali pada tiga perkara yakni perang, islah (perbaikan) di antara manusia dan pembicaraan suami kepada istri, pembicaraan istri kepada suami.”

Kebersihan diri

Maklum bagi kita kalau jiwa manusia menyukai yang bersih dan menjauhi yang kotor. Bagaimana hubungan Anda dengan pasangan bisa mesra dan harmonis jika Anda atau pasangan Anda dalam keadaan tidak bersih? Dan biasanya yang tidak bersih itu menimbulkan bau yang tidak sedap, lumrah kalau bau tidak sedap dijauhi karena ia mengganggu bahkan malaikat pun merasa terganggu oleh bau tidak sedap. Kalau pasangan menjauh karena ketika dia mau dekat atau duduk berdampingan atau hendak merengkuh Anda, yang dia endus adalah sesuatu yang menusuk hidung, lalu di mana mesranya? Pasangan ‘ogah’ nempel.

Bagi seorang muslim kebersihan bukan barang aneh atau benda asing, karena dalam Islam terdapat syariat thaharah yang meliputi thaharah dari hadats: wudhu dan mandi, thaharah najas termasuk badan dan pakaian. Semua itu adalah kebersihan. Dalam Islam terdapat anjuran berminyak wangi bagi suami dan kondisi tertentu, terdapat anjuran kepada istri untuk berhias demi suami, terdapat anjuran bersiwak yang merupakan kebersihan mulut dan mulut adalah pemupuk keharmonisan. Kata orang, ciuman orang tua kepada anak di kening dan ciuman suami kepada istri atau istri kepada suami di bibir.

Jagalah kebersihan diri karena orang yang paling berhak merasa nyaman dan tenteram berada disamping Anda adalah pasangan Anda.

Bercanda

Bercanda adalah rehat hati, pikiran, obat kejenuhan, penawar kebosanan dan penghasil senyuman, Anda bisa bayangkan dinginnya hubungan suami istri jika tidak diselingi gurau, suami yang sibuk dengan pekerjaan demi menjaga periuk dapur agar tidak terbalik, lalu istri, kalau ia tidak bekerja di luar rumah, kalau dia bekerja maka lebih-lebih, dengan rutinitas rumah yang tidak bisa dikatakan lebih ringan daripada suami, dalam kondisi seperti ini bagaimana rasanya hubungan keduanya jika tanpa canda dan gurau? Tidak ada salahnya kalau Anda mencoba agar Anda merasakan dan mengetahui pengaruh positif gurauan bagi hubungan Anda dan pasangan.

كُلُّ شَىْءٍ لَيْسَ فِيْهِ ذِكْرُ اللهِ فَهُوَ لَهْوٌ وَلَعِبٌ إِلاَّ أَرْبَعٌ : مُلاَعَبَةُ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ ...

“Segala sesuatu yang di dalamnya tidak ada dzikrullah adalah sia-sia belaka, kecuali empat perkara: percandaan laki-laki terhadap istrinya…” (HR. An-Nasa`i).

Melakukan berdua

Melakukan berdua merajut kebersamaan dan kedekatan fisik. Tahukah Anda bahwa kedekatan jiwa bisa berawal dari kedekatan fisik? Dari sini kita memahami larangan tasyabuh dengan orang-orang kafir karena kebersamaan perbuatan menggiring kepada kebersamaan keyakinan. Di tengah kesibukan Anda berdua memikul kewajiban rumah tangga jangan haramkan diri Anda dari berdua-duaan dengan pasangan walaupun hanya sekedar duduk-duduk membicarakan hal-hal ringan, atau melakukan kegiatan rumah berdua, bersih-bersih rumah atau membuat makanan kesukaan berdua lalu di makan berdua atau mengunjungi kerabat atau rekan karib hanya berdua tanpa anak-anak, sesekali dilakukan Anda akan merasakan kedekatan dengan pasangan atau mandi berdua, kenapa tidak? Nabi saw sendiri melakukannya dengan Aisyah.
Aisyah berkata,

كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلًّمَ مِنْ إِنَاءٍ بَيْنِيْ وَبَيْنَهُ وَاحِدٌ فَيُبَادِرُنِي حَتَّى أَقُوْلَ دَعْ لِي دَعْ لِي ، قَالَتْ : وَهُمَا جُنُبَانِ .

“Aku dan Rasulullah pernah mandi bersama dari satu gayung untuk berdua (secara bergantian), lalu beliau mendahuluiku sehingga kau katakan, ‘biarkan untukku, biarkan untukku,’ ia berkata, ‘sedang keduanya dalam keadaan junub’.” (HR. Muslim).




read more

Saat Tsabit Bin Qais, Pengkhutbah Rasulullah Menitikkan Air Mata

Kata-kata yang keluar dari mulutnya sangat kuat, jelas, benar, ringkas tapi padat dan indah. Ketika delegasi Bani Tamim datang pada tahun pendelegasian ke Madinah, mereka mengatakan kepada Rasulullah SAW, "Kami datang untuk menantangmu, maka izinkan kepada penyair kami dan pengkhutbah kami." Rasulullah SAW tersenyum seraya berkata kepada mereka,

"Aku mengizinkan kepada pengkhutbah kalian. Bicaralah!"
Tsabit bin Qais adalah pengkhutbah dan prajurit yang unggul. Ia memiliki jiwa besar, hati yang khusyu', lagi taat. Ia seorang yang sangat takut kepada Allah SWT.

Ia mengikuti perang Uhud dan peperangan-peperangan setelahnya bersama Rasulullah SAW. Dalam peperangan menghadapi kaum murtad, ia memegang panji kaum Anshar. Dalam perang Yamamah, ia melihat peristiwa penyerangan yang sangat sengit yang dilakukan pasukan pimpinan Musailamah al-Kadzdzab terhadap kaum muslimin di awal peperangan. Maka ia berteriak dengan suaranya yang lantang, "Demi Allah, tidak demi-kian kami dahulu berperang bersama Rasulullah SAW."

Kemudian ia pergi, lalu kembali dalam keadaan telah me-makai obat pengawet dan memakai kain kafannya. Ia berteriak lagi, "Ya Allah, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang dibawa oleh mereka yakni pasukan Musailamah al-Kadzdzab dan aku memohon ampunan kepadaMu dari apa yang diperbuat oleh mereka, yakni ketidak segeraan kaum muslimin dalam berperang." Kemudian Salim maula Rasulullah SAW yang membawa panji kaum Muhajirin bergabung kepadanya. Keduanya menggali lobang untuk dirinya, sebuah lobang yang cukup dalam, kemudian keduanya turun di dalamnya dalam keadaan berdiri. Keduanya lalu menimbuni pasir pada dirinya hingga mencapai pinggang masing-masing. Keduanya menebas setiap orang yang mendekatinya dari pasukan kaum Musailamah al-Kadzdzab dengan pedangnya hingga keduanya mati syahid di tempatnya. Kesyahidan keduanya ini adalah seruan paling besar yang ber-jasa mengembalikan kaum muslimin ke tempat mereka semula, dan menjadikan pasukan Musailamah al-Kadzdzab sebagai debu yang diinjak-injak oleh telapak kaki.

Demikianlah keberanian dan jihadnya di jalan Allah untuk meninggikan kalimat Allah. Sekarang marilah kita lihat kewara'an dan ketakwaannya, serta air matanya yang mengucur karena malu dan takut kepada Allah. Marilah kita perhatikan air mata kaum yang shalih pada orang yang shalih ini.
Ketika turun ayat ini, "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Luqman: 18).

Tsabit bin Qais mengunci pintu rumahnya, lalu duduk sambil menangis. Ia masih saja seperti ini beberapa waktu lama-nya, hingga Rasulullah SAW mengetahui perihalnya. Ketika beliau memanggilnya dan bertanya kepadanya, maka Tsabit berkata, "Wahai Rasulullah SAW, aku suka baju bagus dan sandal bagus, tetapi aku takut termasuk orang-orang sombong dengan semua ini." Mendengar hal itu, Nabi SAW menjawab dengan tertawa karena ridha,

"Sesungguhnya kamu bukan termasuk golongan mereka, tetapi kamu hidup dalam keadaan terpuji, kamu gugur sebagai syahid dan Allah memasukkanmu ke dalam surga." (HR. al-Baihaqi, 2/ 243)

Ketika turun firman Allah SWT, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak ter-hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari." (Al-Hujurat: 2).

Tsabit mengunci pintu rumahnya, dan langsung menangis. Ketika Rasul SAW merasa kehilangan dia, maka beliau bertanya tentangnya. Kemudian beliau mengutus seseorang untuk me-manggilnya. Tsabit pun datang dan Rasul SAW bertanya tentang penyebab ketidak hadirannya. Maka ia menjawab Rasulullah SAW, "Sesungguhnya aku adalah seorang yang sangat keras suaranya. Aku telah mengeraskan suaraku melebihi suaramu, wahai Rasulullah. Kalau begitu, sia-sialah amalku, dan aku termasuk ahli neraka."

Rasulullah SAW menjawab,
"Sesungguhnya kamu bukan termasuk golongan mereka, tetapi kamu hidup dengan kebaikan dan mati dengan membawa ke-baikan, dan kamu akan masuk surga."**

Ternyata kabar kenabian dari Nabi tercinta, Muhammad SAW terbukti dalam peperangan menghadapi Musailamah al-Kadzdzab, dan ia (Tsabit) gugur sebagai syahid dalam peperangan tersebut.

Mahabenar Allah, ketika berfirman,"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapat rizki." (Ali Imran: 169).



CATATAN:
* Tsabit bin Qais bin Syammas al-Khazraji al-Anshari adalah seorang sahabat yang menjadi peng-khutbah Rasulullah SAW, dia mengikuti perang Uhud dan setelahnya, dia mati syahid pada saat perang Yamamah tahun 12 H, lihat al-A'lam 2/98
** Rijal Haula ar-Rasul SAW , Khalid Muhammad Khalid, hal. 214-220, dengan sedikit perubahan




read more

Orang-orang Yang Didoakan Oleh Para Malaikat

Inilah orang – orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”.

(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)
2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’”

(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)


3. Orang – orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan”

(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)


4. Orang – orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang – orang yang menyambung shaf – shaf”

(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)


5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu”.

(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)


6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)


7. Orang – orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)


8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’”

(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)


9. Orang – orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’”

(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)


10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang – orang yang sedang makan sahur”

(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)


11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain”

(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)




read more

Sedekah Yang Salah Alamat

Suatu ketika, Rasulullah Saw., seperti yang kerap beliau laku­kan, berbincang-bincang dengan para sahabat di serambi Masjid Nabawi, Madinah. Selepas berbagi sapa dengan me­reka, beliau berkata kepada mereka,
"Suatu saat ada seorang pria berkata kepada dirinya sendiri, 'Malam ini aku akan bersedekah!' 'Malam ini aku akan bersedekah!' Dan, benar, malam itu juga dia memberikan sedekah kepada seorang perempuan yang tak dikenalnya. Ternyata, perempuan itu seorang pezina. Sehingga, keja­dian itu menjadi perbincangan khalayak ramai.

"Akhirnya, kabar tersebut sampai juga kepada pria itu. Mendengar kabar yang demikian, pria itu bergumam, 'Ya Allah! Segala puji hanya bagi-Mu.Ternyata, sedekahku jatuh ke tangan seorang pezina. Karena itu, aku akan bersedekah lagi!'

"Maka, pria itu kemudian mencari seseorang yang menu­rutnya layak menerima sedekah. Ternyata, penerima sede­kah itu, tanpa diketahuinya, adalah orang kaya. Sehingga, kejadian itu lagi-lagi menjadi perbincangan khalayak ramai, lalu sampai juga kepada pria yang bersedekah itu.

"Mendengar kabar yang demikian, pria itu pun bergu­mam,'Ya Allah! Segala puji hanya bagi-Mu. Ternyata, sede­kahku itu jatuh ke tangan orang kaya. Karena itu, aku akan bersedekah lagi!'

Maka, dia kemudian, dengan cermat, men­cari seseorang yang menurutnya layak menerima sedekah. Ternyata, penerima sedekah yang ketiga, tanpa diketahui­nya, adalah seorang pencuri. Tak lama berselang, kejadian itu menjadi perbincangan khalayak ramai, dan kabar itu sampai kepada pria yang bersedekah itu.

Mendengar kabar demikian, pria itu pun mengeluh, 'Ya Allah! Segala puji ha­nya bagi-Mu! Ya Allah, sedekahku ternyata jatuh ke tangan orang-orang yang tak kuduga: pezina, orang kaya, dan pen­curi!'

"Pria itu kemudian didatangi (malaikat utusan Allah) yang berkata, "Sedekahmu telah diterima Allah. Bisa jadi pezina itu akan berhenti berzina karena menerima sedekah itu. Bisa jadi pula orang kaya itu mendapat pelajaran karena sedekah itu, lalu dia menyedekahkan sebagian rezeki yang dikaru­niakan Allah kepadanya. Dan, bisa jadi pencuri itu berhenti mencuri selepas menerima sedekah itu."



(Diceritakan kembali dari sebuah hadis yang dituturkan oleh Muslim dan Abu Hurairah dalam Teladan indah Rasullulah dalam ibadah, Ahmad Rofi 'Usmani)



read more

ANAL SEX, DOGGIE STYLE, DAN ORAL SEX DALAM ISLAM

Sengaja aku tuliskan judul yg sedikit ‘menjijikkan’ dan mungkin bisa membuat jengah kaum muslimin/muslimat, namun pada dasarnya ini didasarkan atas berbagi ilmu…selain itu, disebutkan bahwa Islam adalah agama yg sempurna, dalam artian Islam mencakup segala aspek kehidupan. Sex merupakan salah satu aspek kehidupan manusia. Tanpa sex, maka kita tidak akan pernah lahir, karena Nabi Adam dan ibu Hawa cuma diem2an belaka setelah diusir dari surga Sex aku masukkan dalam fiqh, karena pada dasarnya sex berkaitan dengan hukum ttg suami - istri.

Oke, kembali ke topik yg aku ketengahkan kali ini.

aku jelaskan dulu, bahwa yg dimaksud dengan oral sex adalah melakukan hubungan sex dengan mulut (+tangan) sebagai sarana pemuas. Sedangkan anal sex adalah melakukan hubungan sex dengan dubur (anal) sebagai sarana pemuas.

Berawal dari ‘arisan’ (chat sesama warga kampung gadjah), seorang warga menanyakan hukum anal sex. Kebetulan aku pernah membaca bahwa hukum berhubungan badan melalui dubur adalah HARAM. Sayangnya saat itu aku tidak bisa memperlihatkan dalil-dalil yg mendukung argumenku. Maka, selama beberapa hari aku mencari dan menelusuri berbagai macam referensi Islam tentang anal sex ini.

Alhamdulillah, aku temukan beberapa referensi.

Sebagai ayat pembuka, aku kupipes ayat berikut:
“Isteri-isteri kamu bagaikan ladang buat kamu, oleh karena itu datangilah ladangmu itu sesukamu, dan sediakanlah untuk diri-diri kamu, dan takutlah kepada Allah, dan ketahuilah sesungguhnya kamu akan bertemu Allah, dan gembirakanlah (Muhammad) orang-orang mu’min.” (al-Baqarah: 223)

Ayat di atas memberikan makna bahwa bagi seorang suami, istrinya merupakan tempat yg sah bagi dia untuk berhubungan badan dan menebarkan benih (baca: sperma), tidak saja untuk mendapatkan keturunan namun juga untuk memperoleh kesenangan/kenikmatan berdua (tidak satu pihak). Jika kita sedikit telaah, ladang = tempat menebar benih dan menuai hasil, yg menurut tafsiranku, ladang = (maaf) vagina…BUKAN PANTAD (sengaja dg huruf d, untuk memberi penekanan). Karena kita sendiri tahu bahwa wanita melahirkan bayi melalui vaginanya, bukan melalui pantadnya. Pantad = mengeluarkan kotoran tubuh, sebagai sisa hasil proses pengolahan makanan oleh tubuh.

Kita teruskan…

Sebagai manusia, Rasululloh SAW juga melakukan hubungan sex. Fatimah dan Ibrahim adalah sebagian anak2 Rasululloh SAW, yg tentu saja muncul dikarenakan beliau (Rasululloh) berhubungan dengan istri2 beliau. Nah, dalam kaitan dengan hubungan sex, Rasululloh SAW sudah mengeluarkan larangan mengenai HARAMNYA/DILARANGNYA ANAL SEX. Beliau bersabda
“Jangan Kamu setubuhi isterimu di duburnya.” (Riwayat Ahmad, Tarmizi, Nasa’i dan Ibnu Majah)

Dan tentang masalah menyetubuhi isteri di duburnya ini, beliau mengatakan juga:
“Bahwa dia itu termasuk liwath yang kecil.” (Riwayat Ahmad dan Nasa’i)

Beberapa alasan yg bisa aku kemukakan, berdasarkan referensi2 yg aku baca, mengapa anal sex dilarang:
1. Dubur = tempat yg membahayakan dan kotor. Anda bisa bayangkan, anda berhubungan sex di tempat yg paling kotor, paling banyak kuman, bakteri, dst dst… Beberapa bibit penyakit menular sexual bersarang di dubur, sebagai contoh bibit penyakit gonore dan klamidia (diambil di sini)
2. Anal sex, dikenal juga sebagai liwath, merupakan perilaku kaum homoseksual, kaumnya Nabi Luth, yg diazab dan dimusnahkan oleh ALLOH SWT karena perilakunya yg menyimpang tersebut. Dengan kata lain, jika kita melakukan anal sex, sesungguhnya secara perlahan kita telah MENYERUPAI sebagai seorang homoseksual (silakan baca hadits kedua di atas).

Oke..sekarang ada pertanyaan berikutnya. Bagaimana jika berhubungan sex dengan gaya anjing (doggie style)? Untuk kasus ini, aku kutipkan pertanyaan sahabat kepada Rasululloh SAW.

Ada seorang perempuan Anshar bertanya kepada Nabi tentang menyetubuhi perempuan di farjinya tetapi lewat belakang, maka Nabi membacakan ayat:
“Isteri-isterimu adalah ladang buat kamu, karena itu datangilah ladangmu itu sesukamu.” (al-Baqarah: 223) — (Riwayat Ahmad)

Umar pernah juga bertanya kepada Nabi:
“Ya Rasulullah! Celaka aku. Nabi bertanya: apa yang mencelakakan kamu? Ia menjawab: tadi malam saya memutar kakiku –satu sindiran tentang bersetubuh dari belakang– maka Nabi tidak menjawab, hingga turun ayat (al-Baqarah: 223) lantas beliau berkata kepada Umar: boleh kamu bersetubuh dari depan dan boleh juga dari belakang, tetapi hindari di waktu haidh dan dubur.” (Riwayat Ahmad dan Tarmizi)

Dari 2 kisah singkat di atas, maka doggie style DIPERBOLEHKAN dalam berhubungan sex di Islam.

Kini kita menuju oral sex

Sesuai dengan hadits terakhir yg aku tulis di atas, yg ‘dilarang’ Islam dalam berhubungan sex dengan istrinya adalah: lewat dubur dan di saat istri sedang haid. Dengan kata lain, Islam MEMBOLEHKAN oral sex. Aku kutip dari beberapa referensi, di antaranya dari Yusuf Qardhawi bahwa beliau pernah melakukan ditanya ttg sex oleh muslim Barat. Kesimpulan yg beliau dapatkan bahwa muslim Barat cenderung lebih ‘berani’ utk bertanya mengenai sex…dan oral sex menjadi salah satu topik yg ditanyakan kepada beliau. Yusuf Qardhawi, dengan berpedoman kepada Qur’an dan Sunnah Rasul, mengeluarkan pernyataan (fatwa) bahwa oral sex hukumnya BOLEH, karena salah satu cara untuk mencapai puncak kenikmatan sex bisa dicapai melalui oral sex.

Hanya saja beliau mengingatkan bahwa utk oral sex ini harus diperhatikan bahwa alat kelamin tersebut TIDAK BOLEH DIPERLIHATKAN KEPADA ORANG LAIN, KECUALI ISTRI DAN HAMBA SAHAYANYA. (sorry, aku ndak tau apakah ini hadits Rasul atau hanya pernyataan YQ saja, tidak ada keterangan lebih detail).

Ulama-ulama juga sepakat bahwa oral sex diperbolehkan. Adapun MENELAN SPERMA SUAMI adalah hal MAKRUH, dg kata lain perbuatan tersebut BUKAN HARAM.

Adapun di Indonesia, ada ulama yg menyarankan untuk TIDAK melakukan oral sex. Alasan yg dikemukakan adalah mulut = tempat/alat utk makan, bukan alat sex/reproduksi, sehingga menggunakan mulut sebagai (/menyerupai) alat reproduksi = menyalahi aturan ALLOH SWT.

Kesimpulan:
1. Anal sex = diharamkan, karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan kaum homoseksual, kaum yg dilaknat dan dimusnahkan ALLOH SWT.
2. Doggie style, berhubungan sex melalui belakang istri, DIPERBOLEHKAN, selama ‘tujuan akhirnya’ adalah vagina, BUKAN dubur.
3. Oral sex = ulama-ulama sepakat untuk MEMPERBOLEHKAN, bahkan menelan sperma pun tidak dilarang. Namun ada ulama yg tidak sependapat, karena oral sex ~ menyalahi penggunaan anggota tubuh.

“Sesungguhnya kebenaran artikel ini berasal dari ALLOH SWT, jika ada kesalahan itu datangnya dari aku.”

Semoga kita bisa menarik manfaat + hikmah dari artikel ini




read more

MANFA'AT SEDEKAH

KEMATIAN BISA DIUNDUR
Manfaat Sedekah.
Seperti contoh ceritra dibawah ini bahwa anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya ingin membaca selengkapnya silakan KLIK DISINI “Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup.” CATATAN : Nabiyallah Ibrahim memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah.




read more

DO'A SEPUTAR IBADAH

Disini do'a-do'a yang kami himpun adalah do'a-do'a sepurtar ibadah anda.
silakan KLIK DISINI semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT. amiiin......



read more

DO'A-DO'A KEADAAN TERTENTU

Do'a-do'a dalam keadaan tertentu

Disini akan anda temui do'a do'a lainnya......!!!

Suami, Istri, anak dan orang tua.
ingin mendapatkan do'a-do'a keadaan tertentu silakan KLIK DISINI



read more

KUMPULAN DOA-DOA

silakan klik disini untuk mendapatkan do'a-do'a sehari-hari klik disini



read more

MANAJEMEN PERUBAHAN SEJARAH

Kehancuran dan kejayaan sebuah negeri adalah siklus sejarah, tepatnya adalah sebuah sunatullah sebagaimana yang Allah swt firmankan dalam surat Ali Imran ayat 140, ”dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada.”

Di antara pergiliran siklus itu, ada jembatannya, yaitu krisis. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa perubahan adalah buah dari krisis. Dan dalam krisis itu ada berkahnya, sebagaimana yang Allah swt sampaikan dalam ayat di atas, krisis itu yang akan membedakan orang-orang yang beriman dan agar sebagian dari kita dijadikan-Nya gugur sebagai syuhada. Maka deretan nama pahlawan dan orang-orang besar dalam sejarah memiliki satu kesamaan; mereka dilahirkan dalam krisis. Berikutnya, kunci agar krisis itu bisa mengantarkan kepada keadaan yang lebih baik adalah dengan mengambil pelajaran dari siklus-siklus (kejayaan dan kehancuran) umat-umat sebelumnya.

Sudah menjadi sunatullah seperti dalam ilmu sosial maupun ilmu alam bahwa perubahan dari satu kondisi ke kondisi lain selalu melewati fase yang relatif lebih sulit. Oleh karena itu para pakar manajemen sering menyebutkan bahwa asumsi dasar untuk perubahan adalah; sebagian besar orang takut untuk berubah. Untuk menyadarkan kebanyakan orang yang bercara pandang semacam ini kita harus mengatakan kepada mereka; berubah memang sulit, tapi tidak mau berubah jauh lebih sulit lagi.

Jika kita lihat dengan cara pandang tersebut, itulah yang menjadi misi para Nabi. Para Nabi dan Rasul selalu diutus ke sebuah umat yang kondisi masyarakatnya sama, yaitu mereka nyaman (jumud) dengan kesesatannya dan tidak mau (sulit) diajak untuk berubah. Maka di situ lah para Nabi dan Rasul memainkan perannya sebagai seorang master Crisis Manager.

Kemauan melewati krisis lah yang berhasil mengeluarkan seorang Bilal ra dari seorang budak menjadi seorang yang sangat mulia, yang terompahnya sudah ada di surga walau Bilal masih di dunia. Sebaliknya keengganan melewati krisis lah yang menyebabkan Abu Lahab cs dilaknat Allah swt, mereka enggan melewati krisis karena takut melepaskan pengaruh dan kekuasannya di Mekah. Belajar dari Nabi Yusuf as, jika kita saksikan kisah hidupnya di dalam Al Qur’an, yang sepanjang hidupnya adalah krisis, dan di akhirnya adalah kemenangan yang nyata. Dan sekali lagi, keengganan melewati krisis lah yang menjadikan pertolongan Allah pada Bani Israil dengan menenggelamkan Fir’aun berakhir dengan tragis. Mereka dihukum dengan terdampar di Padang Tih selama empat puluh tahun. Karena mereka menolak untuk berjuang masuk ke tanah yang dijanjikan, Palestina (QS Al Ma’idah 21-24).

Krisis ekonomi yang berat, great depresion pada tahun 1920-an, menjadikan Amerika Serikat menjadi negara adidaya setelahnya. Begitu pula negara-negara maju yang ada sekarang seperti Jepang, Inggris, Jerman, dan Perancis semuanya pernah mengalami masa-masa yang sulit dalam perjalanannya. Karena krisis itu diawali oleh orang-orang maju dan dari krisis itu pula lahir orang-orang maju.

Oleh karena itu, hal pertama yang harus kita miliki adalah paradigma yang positif tentang krisis. Kedua, menjadikan diri kita sebagai subjek bukan objek dari krisis. Ketiga, bagaimana kita, para pelaku tersebut, memanaje krisis agar perubahannya menuju arah yang lebih baik.

Bagaimana Krisis Tercipta
Allah swt berfirman dalam surat Al A’raaf ayat 96, ”Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” Pada hakikatnya krisis adalah symptomp, gejala atas sesuatu yang tak beres dalam tubuh sebuah masyarakat. Krisis bisa pula dikatakan keadaan di mana terbentak jurang menganga antara kenyataan dan harapan. Dan itu semua bermula dari pelanggaran atas aturan main yang dibuat oleh Yang membuat kehidupan itu sendiri agar manusia bahagia dalam hidupnya.

Perubahan dan Orang-Orang yang Sedikit
Nabi Musa as adalah kisah yang paling fenomenal, bagaimana sebuah perubahan terjadi. Fenomenal dari musuh yang dihadapi. Fenomenal dari jumlah pelakunya. Fenomenal dari hasil akhirnya. Yaitu bahwa Nabi Musa as hanya seorang diri dibantu saudaranya Nabi Harun as menghancurkan kekuasaan yang terjahat dan terkuat sepanjang sejarah, Fir’aun. Selain itu banyak lagi peristiwa yang tercatat dalam sejarah yang menjelaskan bahwa pelaku perubahan jumlahnya selalu sedikit. Keyakinan ini pula yang membawa pasukan Thalut mengalahkan diktator bengis Jalut yang jumlahnya banyak dan kuat. Padahal waktu itu sebagian besar dari pasukan Thalut telah desersi karena tidak taat kepada larangan Thalut untuk tidak minum air di sungai yang dilewati. Dan mereka pun berdo’a, ”betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah” (Al Baqarah: 249). Do’a inilah yang menjadi sunatullah dalam sebuah proses perubahan.

Sejarawan besar Amerika, Arnold Toynbee, pernah menyebutkan bahwa perubahan selalu dimulai oleh sekelompok kecil dalam masyarakat yang ia sebut creative minority. Demikian pula kalau kita menelaah pembagian peran di masyarakat. Kelompok kecil yang sering disebut elit lah yang menentukan ”nasib” sebagian besar masyarakat grass root. Demikian piramida sosial bekerja. Selain itu dalam ilmu manajemen ada yang dikenal dengan Hukum Paretto yang menyebutkan bahwa delapan puluh persen peran dalam sebuah organisasi dijalankan oleh dua puluh persen orang di organisasi tersebut. Dan sebaliknya, delapan puluh persen orang hanya menjalankan dua puluh persen peran di organisasi tersebut.

Dalam teori tentang lapisan masyarakat dalam konteks perubahan yang sering dijadikan ”doktrin” oleh para aktivis gerakan disebutkan bahwa ada tiga lapisan dalam piramida masyarakat secara politik. Pertama adalah golongan yang sedikit dan menentukan arah (kebijakan) masyarakat karena mereka memiliki kekuatan dan kekuasaan politik, yaitu golongan elit. Kekuasaan politik ini akan kuat apabila ia ditunjang oleh kekuatan material dan intelektual sekaligus. Dan apabila semuanya menyatu dalam kepemimpinan yang zalim maka saat itu lah sejarah sedang ditulis dengan lumuran darah.

Kedua adalah grass root atau golongan alit, yaitu golongan masyarakat kebanyakan yang menjadi objek kebijakan golongan elit. Mereka biasanya adalah golongan yang terlemahkan (mustdh’afin) karena ketidakadilan secara struktural yang ada di masyarakat. Contoh dari ketidakadilan struktural ini adalah seperti yang Allah swt larang dalam surat Al Hasyr ayat 7, ”agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu”. Dan itulah yang hari ini terjadi di dunia seperti yang disampaikan John Perkins dalam Confession of An Economic Hit Man. Dalam buku itu disampaikan bahwa sekitar 80 persen kekayaan di dunia dimiliki oleh 20 persen penduduk dunia. Dan ternyata 20 persen penduduk dunia lain hanya menguasai sekitar satu persen saja kekayaan dunia.

Ketiga adalah yang bukan termasuk kedua golongan tersebut, mereka disebut middle class. Pada dasarnya golongan ketiga ini adalah masyarakat biasa, tetapi mereka terkuatkan. Baik berupa kekuatan intelektual maupun kekuatan material. Dan kekuatan tersebut bukan sesuatu yang given, melainkan sesuatu yang diproses. Golongan middle class secara politik adalah kekuatan laten. Kekuatan tersimpan yang disebabkan kekuatan materi dan/atau intelektual yang mereka miliki. Dalam sejarah mereka lah yang sering memainkan peran dalam perubahan. Yang paling mencolok adalah revolusi Perancis 1789. Saat itu golongan intelektual yang dimotori oleh Voltaire, Rosseau, dan Montesquie berkolaborasi dengan golongan pedagang yang disebut golongan borjuis untuk mengakhiri kekuasaan diktator Louis XIV.

Yang menjadi hambatan signifikan dalam perubahan adalah jika middle class ini tidak tercerahkan. Karena mereka telah hidup mapan mereka menjadi nyaman dengan kekuatan yang dimiliki sehingga memilih status quo. Akibatnya mereka menjadi buta dan tuli terhadap permasalahan-permasalahan yang ada. Pencerahan tersebut yaitu berupa kesadaran bahwa mereka harus bermanfaat bagi orang lain dan mereka memiliki tanggung jawab atas kekuatan, harta atau pun ilmu, yang mereka miliki akan kemaslahatan masyarakatnya.
Itu artinya perubahan bukan lah monopoli middle class sebagai pelopornya. Lebih tepat jika dikatakan bahwa middle class adalah akselerator perubahan yang signifikan. Seperti kita ketahui dalam Sirah Nabawiyah bahwa generasi sahabat pertama kali justru sebagian besar berasal dari golongan ”lemah”. Seperti orang tua, anak-anak, atau budak seperti Bilal bin Rab’ah ra dan keluarga yang tidak berkedudukan di masyarakat seperti keluarga Yassir radiyallahu anhum. Kemudian perubahan pun terakselerasi saat sahabat yang memiliki kekuatan seperti Umar bin Khatab ra bergabung.

Sekali lagi perlu dicatat bahwa yang dimaksud dengan elit, middle class, dan grass root di sini bukanlah yang dimaksud oleh ideologi ”kiri” tentang pertentangan kelas. Konteks di sini adalah analisis struktur pelaku perubahan saat suatu masyarakat berada dalam persimpangannya. Sedangkan pertentangan kelas adalah paham tentang dialektika sejarah di mana sejarah akan menuju titik kematangannya melalui serangkaian dialektika (benturan) kelas-kelas di masyarakat. Sehingga akan berujung pada sebuah masyarakat ideal yang sama rata sama rasa yang mereka sebut komunis.

Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa yang menjadi ciri dari subjek dalam sebuah krisis/perubahan adalah; relatif sedikit jumlahnya, memiliki kekuatan (intelektual dan material), dan kuncinya; tercerahkan. Dan satu hal lagi yang akan melipatgandakan kekuatannya; organisasi.

Kuantitas Versus Kualitas
Apakah suatu kebetulan atau memang sebuah sunatullah bahwa kualitas selalu berbanding terbalik dengan kuantitas. Banyak dalam Al Qur’an ayat yang mengidentikan jumlah yang sedikit dengan kualitas yang baik seperti ”sedikit di antara mereka yang mengambil pelajaran”, ”sedikit di antara mereka yang bersyukur”, ”sedikit di antara mereka yang berpikir”, dan sebagainya. Dan sebaliknya, banyak ayat yang mengidentikan jumlah yang banyak dengan kualitas yang rendah, seperti kisah pasukan Thalut yang sebagian besarnya tumbang di tengah jalan.

Begitu pun yang diungkap dalam hadits tentang kedaan umat Islam di akhir zaman yang ibarat makanan yang diperebutkan orang-orang rakus. Saat itu sahabat bertanya apakah jumlah mereka sedikit. Rasulullah saw menjawab bahwa jumlahnya sangat banyak tetapi ibarat buih karena dijangkiti penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). Juga kalau kita pelajari sirah nabawiyah dan perjuangan setelahnya akan kita dapati bahwa hampir dalam semua peperangan jumlah pasukan kaum muslimin lebih sedikit dibandingkan musuhnya. Kecuali dalam satu peperangan yaitu Perang Hunain, yang justru pada perang itu pasukan kaum muslimin nyaris kalah.

Isyarat akan kekuatan orang-orang yang sedikit secara gamblang disampaikan dalam surat Al Anfaal ayat 65, ”Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka akan mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan seribu orang kafir.” Sendiri mulanya Rasulullah saw berjuang, kurang lebih seratus dua puluh orang tiga belas tahun kemudian, dan akhirnya 120 ribu orang yang beliau tinggalkan sepuluh tahun setelah itu.

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa pilot dalam sebuah krisis selalu sangat sedikit jumlahnya sebagaimana pilot pesawat terbang. Namun demikian pilot tidak mungkin bekerja sendirian. Ia membutuhkan ko-pilot, pramugari, teknisi, dan aircrew lainnya. Dan makin besar pesawatnya jumlah mereka pun harus lebih banyak lagi, namun yang pasti mereka tidak akan lebih banyak dari jumlah penumpangnya. Seperti itu pula gerakan-gerakan kebangkitan Islam dewasa ini. Seperti Ikhwanul Muslimin yang hanya seorang pada awalnya, yaitu Hasan al Banna di Mesir pada tahun 1920-an. Dan kini gerakannya telah meluas ke hampir seluruh penjuru dunia khususnya negeri-negeri Islam. Tetapi ternyata sampai saat ini gerakan-gerakan tersebut masih kekurangan krunya, karena sebagian besar lebih memilih menjadi penumpang saja.

Lalu mengapa orang-orang berkualitas selalu sedikit? Jawabannya karena mereka tumbuh dalam krisis dan hanya sedikit orang yang mau masuk dan menjadi subjek krisis tersebut. Karena begitu seseorang memilih untuk menjadi berkualitas artinya ia telah memilih jalan yang mendaki dan sukar (al aqabah). Dan mengapa mereka memilihnya? Karena dengan jalan itulah mereka termasuk dalam golongan kanan (QS. Al Balad: 11-18). Dengan demikian alasan yang logis untuk menjadi berkualitas, yang berarti harus menempuh jalan mendaki dan sukar, adalah alasan keimanan. Di sini lah manajemen krisis berpangkal.

Mencetak Orang-Orang Soleh yang Kuat dalam Satu Gerakan
Pada hakikatnya, bagaimana kemenangan itu terjadi adalah sesuatu yang Allah swt janjikan dalam Surat An Nuur ayat 55, ”Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” Aksiomanya memang sesederhana itu. Kemenangan, perubahan menuju perbaikan, dan kejayaan hanya lah bagi mereka yang mengerjakan kebajikan (beramal soleh).

Umar bin Khattab ra dalam sebuah atsar pernah menyampaikan, bahwa musibah besar terjadi di sebuah negeri apabila kekuatan di tangan orang-orang jahat dan orang-orang baiknya dalam kondisi lemah. Demikian puncak kehancuran yang terjadi pada zaman Fir’aun, di mana kekuatan-kekuatan menjelema berkolaborasi dalam satu kekuatan kejahatan. Kekuatan itu sendiri diwakili oleh tiga icon yaitu Qarun, simbol kekuatan harta. Hamman, simbol kekuatan intelektual. Serta Fir’aun sendiri yang merupakan simbol kekuatan politik dan militer yang sekaligus menghimpun itu semua. Saat itu sunnguh perut bumi jauh lebih baik dari pada di punggungnya, seperti yang disampaikan dalam suatu hadits yang berbeda.

Begitu pun sebaliknya saat kekuatan itu di tangan orang-orang yang baik seperti di zaman para sahabat. Di mana kekuatan intelektual diwakili oleh sahabat seperti Ibnu Abbas, Abu Hurairah, serta Ali bin Abi Thalib dan yang lainnya. Kekuatan ekonomi diwakili oleh Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin ’Auf. Serta kekuatan politik dan militer yang diwakili oleh Abu Bakar, Umar, dan Khalid bin Walid radiyallahu’anhum. Dan uniknya, sebagian besar sahabat juga menguasai bidang yang lain hampir sama baiknya. Mereka adalah para pendekar yang tangguh, cendikiawan yang cemerlang, bisnisman handal, suami yang romantis, dan ayah yang lembut sebagaimana mereka adalah ahli ibadah yang zuhud.

Maka kunci percepatan sebuah gerakan perubahan adalah bagaimana menyatukan manusia-manusia besar ini sekaligus menciptakan lagi manusia-manusia besar yang lain menjadi sebuah tim yang solid. Manusia yang besar sebagai seorang hamba bagi Tuannya, sekaligus manusia yang besar sebagai pemimpin sebagaimana tujuannya diciptakan. Maka orang-orang besar itu yang berdo’a seperti Ali bin Abi Thalib ra, ”Ya Allah letakanlah dunia di tangan ku, dan jauhkanlah ia dari hatiku”. Saat ini kita menanti manusia-manusia besar, para crisis manager yang di hatinya hanya akhirat, namun dunia ada dalam genggaman tangannya. Dan hati mereka bertemu, jiwa mereka berkumpul dalam satu gerak karena ketaatan dan kecintaan kepada Pencipta-nya, teladannya, dan umatnya. Dalam berkahnya jama’ah. Utuh.




read more

Selasa, 11 Maret 2008

KATA-KATA MUTIARA


CINTA

Cinta itu seperti art yg indah dan agung,
berbahagialah yg pernah mendapatkannya meskipun tidak abadi

Cinta tidak membuat dunia berputar
Cinta inilah yang membuat perjalanan tersebut berharga

Cinta tidak berupa tatapan satu sama lain,
tetapi memandang ke luar bersama ke arah yang sama.
Bel bukanlah bel sebelum engkau membunyikannya
Lagu bukanlah lagu sebelum engkau menyanyikannya
Cinta di dalam hatimu tidak diletakkan untuk tinggal di sana

Cinta bukanlah cinta sebelum engkau memberikannya
Nafsu adalah emosi
Cinta adalah pilihan
Cara untuk mencintai sesuatu adalah dengan menyadari
Bahwa sesuatu itu mungkin hilang

Cinta adalah kunci induk yang membuka Gerbang kebahagiaan
Kekasih yang bijaksana tidak menghargai hadiah dari kekasihnya
Sebesar cinta dari si pemberi

Jika anda ingin dicinta, mencintalah
dan jadilah orang yang pantas dicinta

Di antara mereka yang saya sukai atau kagumi,
saya tidak dapat menemukan suatu kesamaan
Tetapi di antara mereka yang saya kasihi,
saya dapat menemukannya: mereka semua membuat saya tertawa

Persahabatan sering berakhir dengan cinta
Tetapi cinta tidak pernah berakhir dengan persahabatan

Kita harus sedikit menyerupai satu sama lain
untuk mengerti satu sama lain
Tetapi kita harus sedikit berbeda
Untuk mencintai satu sama lain

Cinta yang belum matang berkata:
"Aku cinta kamu karena aku butuh kamu"
Cinta yang sudah matang berkata:
"Aku butuh kamu karena aku cinta kamu"

Cinta memasukkan kesenangan dalam kebersamaan
kesedihan dalam perpisahan
harapan pada hari esok
kegembiraan di dalam hati

Siapa pun yang mempunyai hati penuh cinta
selalu mempunyai sesuatu untuk diberikan
Cinta sejati dimulai ketika tidak sesuatu pun
diharapkan sebagai balasan

Segera sesudah kita belajar mencinta
Kita akan belajar untuk hidup
Cinta...
Jika anda memilikinya, anda tidak memerlukan sesuatu pun yang lain
Dan jika anda tidak memilikinya,
apa pun yang lain yang anda miliki tidak banyak berarti

Cinta tidak dapat dipaksakan
Cinta tidak dapat dibujuk dan digoda
Cinta muncul dari Surga tanpa topeng dan tanpa dicari

Cobalah bernalar tentang cinta dan engkau pun
akan kehilangan nalarmu




read more

DAFTAR KENAIKAN GAJI PNS

Ingin melihat daftar kenaikan gaji PNS dapatkan di alamat ini
klik disini atau http://keuangan.auk.uns.ac.id/peraturan/nominal.html bisa juga cari di acount ini arah kanan dibawah jam, ada tulisan daftar kenaikan gaji PNS. terima kasih....

read more

Rabu, 05 Maret 2008

MENINGGALKAN KEMEWAHAN DEMI KEIMANAN

Seorang anak muda dilahirkan dan dibesarkan dalam kesenangan, dan dia tumbuh dalam lingkungannya. Barangkali tak seorang pun diantara anak-anak muda kota mekah yang beruntung dimanjakan oleh kedua orang tuanya sedemikian rupa, seperti yang dirasakan Mush’ab bin Umair.
Suatu hari Mush’ab mendengar berita dari warga Mekah mengenai Muhammad al-Amin, Suatu hari Mush’ab mendengar berita dari warga Mekah mengenai Muhammad al-Amin, yang mengatakan bahwa dirinya telah diutus oleh Allah sebagai pembawa beritakebenaran, yang mengajak umatmanusia beribadah kepada Allah Yang Maha Esa.
Sementara perhatian warga Mekah terpusat pada Muhammad saw. Dan agama yang dibawanya, Mush’ab anak muda yang manja itu paling banyak mendengar berita itu. Ia selalu menghadiri pertemuan-pertemuan dan selalu diharapkan kehadirannya oleh anggota dan teman-temannya.
Wajah yang tampan dan otaknya yang cerdas merupakan keistimewaan Mush’ab bin Umair.
Akhirnya, Mush'ab mendengar berita bahwa Rasullulah bersama pengikutnya biasa mengadakan pertemuan disuatu tempat yang terhindar jauh dari gangguan dan ancaman-ancaman kaum kafir Quraisy. Tempat itu di bukit Shafa, di rumah Arqam.
Didorong perasaan ingin bertemu dengan Rasullulah, pergilah Mush'ab ke rumah Arqam. Di tempat itu Rasullulah ayat-ayat al-Quran bergema melalui bibir Rasullulah yang mengalir kedalam kalbunya.
Anak muda itu merasa seakan terangkat dari tempat duduknya karena rasa haru, dan serasa terbang karena gembira. Tetapi Rasullulah mengulurkan tangannya yang penuh berkah dan kasih sayang, lalu mengurut dada anak muda yang sedang panas bergejolak menjadi sebuah hati yang tenang dan damai.
Mush'ab yang telah memeluk agama Islam dan keimanan yang dimilikinya melebihi ukuran usia yang dimilikinya.
Khunas binti Malik, ibunya Mush'ab, adalah seorang wanita yang berkepribadian kuat dan pendirian yang tak dapat ditawar atau diganggu gugat. Ia merupakan wanita yang sangat disegani diantara kaumnya.
Ketiaka Mush'ab memeluk Islam tak ada kekuatan yang ditakutinya. Meskipun padang pasir dan berhala-berhala di kota Mekah berubah menjadi satu kekuatan untuk menghancurkannya, akan dihadapi olehmm dan akan dianggapnya remeh.
Justru yang dikhawatirkan adalah Ibunya sendiri, tantangan dari Ibunya tak dapat dianggapnya enteng. Maka ia berpikir keras dan mengambil keputusan untuk menyembunyikan keislamannya sampai terjadi sesuatu yang dikehendaki Allah.
Demikian Mush'ab selalu pergi pulang ke rumah Arqam menghadiri seruan-seruan Rasullulah. Hatinya merasa bahagia dengankeimanannya dan bersedia menebusnya dengan amarah murka ibunya, yang belum mengetahui tentang dirinya yang telah memeluk Islam.
Tetapi di kota Mekah tak ada lagi rahasia yang tersembunyi , apalagi dalam suasana seperti itu. Mata kaum kafir Quraisy berkeliaran di mana-mana, mengikuti setiap langkah dan menyelusuri jejak para pengikut Muhammad saw.
Suatu ketika, secara kebetulan Usman bin Talhah melihat Mush'ab memasuki rumah Arqam. Dihari yang lain dilihatnya lagi Mush'ab shalat seperti yang dilakukan Rasullulah. Dengan segera pemuda itu dilaporkan kepada ibunya.
Berdirilah Mush'ab di hadapan ibu dan keluarganya serta para pembesar kota Mekah yang berkumpul di rumahnya. Dengan hati yang lapang dibacakan ayat-ayat al-Quran yang disampaikan Rasullulah untuk mencuci hati mereka dan mengisinya dengan kemuliaan dan ketakwaan.
Ketika Khunas binti Malik, ibunya Mush'ab, hendak membungkam mulut anaknya dengan tamparan keras, tiba-tiba tangan yang meluncur itu surut dan terkulai ketika melihat wajah Mush'ab berseri cemerlang dan berwibawa.
Karena rasa kibuannya, Khunas binti Malik urung menyakiti putranya, tetapi tak dapat menahan diri dari tuntutan untuk membela berhala-berhalanya. Dibawanya Mush'ab ke suatu tempat, lalu dikurung, tak ubahnya seperti penjara.
Hingga beberapa lamamm meringkuk dalam kurungan sampai ketika beberapa orangMuslimin hijrah ke Habsy. Mendengar berita itu, ia mencari akal. Dan ia berhasil mengelabui ibu dan penjaga-penjaganya.
Mush'ab kemudian pergi ke Habsy, bergabung dan tinggal dengan saudara-saudaranya kaum Muhajirin. Setelah cukup lama disana, kemudian ia ke Mekah. Lalu kembali ia hijrah ke Habsy untuk kedua kalinya.
Di Habsy maupun di Mekah, ujian dan penderitaan harus dilalui oleh Mush'ab ditiap saat dan tempat. Namun ia telah berhasil menempah hidupnya menurut yang telah dicontohkan oleh Rasullulah. Ia merasa puas bahwa hidupnya telah layak untuk dipersembahkan bagi pengorbanan terhadap Penciptanya, Tuhan Yang Maha Akbar.
Pada suatu hari, Mush'ab tampil di hadapan beberapa orang Muslimin yang tengah duduk mengelilingi Rasullulah. Mereka semua menundukan kepala dan memejamkan matanya basah oleh air mata.
Mereka merasa terenyuh melihat Mush'ab memakai jubah usang yang penuh tambalan. Padahal masih belum hilang dalam ingatan mereka, pakaian yang dikenakan Mush'ab sebelum masuk Islam. Ia bagaikan seorangpangeran dengan pakaiannya yang indah-indah.
Sementara Rasullulah menatapnya dengan pandangan penuh arti, pandangan cinta kasih dan syukur dalam hati. Pada kedua bibir beliau tersungging senyuman mulia seraya bersabda;
“Dahulu kulihat Mush'ab tak ada yang menandingi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya.”
Semenjak ibunya merasa putus asa untuk mengembalikan Mush'ab kepada agama nenek moyangnya, ia telah menghentikan segala pemberian yang biasa diberikan. Bahkan wanita itu merasa tak rela makanannya dimakan oleh orang yang mengingkari berhalanya, meskipun anak kandungnya sendiri.
Terakhir kali Mush'ab bertemu dengan ibunya, ketika wanita itu hendak mengurung lagi saat Mush'ab pulang dari Habsy. Pemuda itupun bersumpah untuk membunuh orang-orang suruhan ibunya yang mencoba menangkapnya.
Karena telah mengetahui kebulatan tekad anaknya mengambil keputusan, tak ada jalan lain bagi ibu Mush'ab kecuali melepaskan anaknya dengan cucuran air mata. Sementara Mush'ab mengucapkan selamat berpisah dengan menangis pula.
Perbedaan yang sama sama gigih dipetahankan. Khunas bin Malik tetap mempertahankan kekafirannya, sebaliknya Mush'ab kebulatan tekadnya lebih besar dalam mempertahankan keimanannya.
“Pergilah sesuka hatimu! Aku bukan ibunu lagi!” kata ibunya mengusir Mush'ab.
“Wahai Bunda. Telah ananda sampaikan nasehat dan ananda merasa kasihan kepada Bunda. Karena itu saksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya,” Jawab Mush'ab seraya mendekati ibunya.
“Demi bintang! Sekali-kali aku tak akan masuk ke dalam agama itu,” sahut ibunya dengan murka. “ Otakku bisa rusak dan diriku tak akan punya wibawa lagi di mata orang-orang.”
Demikianlah Mush'ab meninggalkan kemewahan dan kesenangan yang dinikmati selama itu, dan memilih hidup miskin dan sengsara. Ia rela menjadi seorang yang melarat dengan pakaiannya yang kasar dan usang dan sehari makan, beberapahari menderita lapar, tetapi jiwanya telah dihiasi dengan aqidah suci dan cemerlang berkat sepuhan Nur Ilahi.




read more


arie koleksi