Koleksi arieArie KoleksiPhotobucket
Selamat Tinggal..... Kenangan yang terindah.....kini hanyalah hayalan belaka.......
SELAMAT DATANG DI BLOG ARIE FIRMANSYAH

Kamis, 31 Januari 2008


read more

Rabu, 30 Januari 2008


read more





ARIE BRINGAS


read more

Selasa, 29 Januari 2008

ADIK GW YANG PALING BUNGSU


read more

BERSIHKAN JIWA DENGAN DO'A



BERSIHKAN JIWA DENGAN DO'A




Dalam salah satu untaian do’a Rasulullah SAW. yang seringkali beliau ucapkan adalah "Ya Allah berikanlah ke dalam hati kami ketaqwaan dan keta’atan, sucikanlah hati kami ini, Engkaulah yang paling baik dalam mensucikan hati ini, Engkaulah pemilik hati ini, Engkaulah pembimbing". Dalam upaya melakukan tazkiyah (pensucian) dan peningkatan kualitas hati dan jiwa, banyak cara, yang bisa kita lakukan. salah satunya adalah tazkiyah melalui do’a dan munajat. Salah satu senjata yang sangat ampuh dari Allah SWT. yang diberikan kepada hamba-hambanya orang-orang beriman adalah do’a. Namun sayang sebagian besar diantara manusia masih banyak yang belum menyadari dan sekaligus juga belum dapat memfungsikan senjatanya. Padahal dalam sebuah hadist Rasulullah SAW. mengatakan bahwa "Intisari dari ibadah itu adalah do’a". Manakala kita membaca sejarah nabi-nabi dan orang-orang shaleh, maka kita akan menemukan betapa banyak kisah-kisah yang diabadikan didalam Al-Quran yang menjelaskan betapa pentingnya do’a itu dan betapa Maha Kuasanya Allah SWT. dalam mengabulkan do’a dan permintaan hamba-Nya ketika hamba itu bermunajat kepada-Nya . Barangkali ada diantara kita ingat betapa ampuhnya do’a yang dipanjatkan oleh tiga orang yang terkurung dalam sebuah goa , ketika mereka bernaung ditengah hujan yang lebat. Kemudian mulut goa itu tertutup dengan batu yang sangat besar dan begitu kuat. Kemudian mereka bermunajat kepada Allah SWT. dengan bertawassul kepada amalan masing-masing yang pernah mereka kerjakan dengan ikhlas. Dengan izin Allah akhirnya mereka bisa lepas dari mulut goa itu. Juga bagaimana pula Rasulullah SAW. bersama para sahabatnya , ketika mereka bermunajat baik dalam peperangan maupun dalam permohonan minta hujan atau dalam berbagai kesempatan ,manakala kita menelaah shirah Rasulullah SAW. doa itu langsung bersambut dikabulkan oleh Allah SWT. Selanjutnya , bagaimana yang harus kita lakukan agar dapat mengefektifkan senjata ini dalam rangka merealisasikan obsesi dan cita-cita serta keinginan-keinginan kita untuk membersihkan jiwa dan hati, serta mencapai masa depan yang gemilang. Prakteknya dalam kehidupan sehari-hari bisa dikatakan, ummat Islam sudah sangat akrab dengan yang namanya berdo’a, yang belum banyak barangkali jawaban terhadap do’a tersebut. Penting kiranya untuk di pertanyakan lebih lanjut adalah mengapa do’a-do’a yang di panjatkan dan belum juga dikabulkan oleh Allah SWT. Suatu kali pernah Ibrahim bin Adam ditanya oleh muridnya. kata muridnya "Wahai Ibrahim, kami sudah begitu sering dan banyak meminta dan bermunajat kepada Allah SWT, ternyata sampai saat ini belum terlihat jawabannya. Apakah gerangan yang menyebabkan doa-doa itu bersambut dan dikabulkan oleh Allah SWT? Kemudian Ibrahim, memberikan jawabannya. Salah satu diantaranya dikatakan, "Wajar saja kalau do’a yang kamu panjatkan itu belum juga dikabulkan oleh Alloh SWT, karena hati kalian masih banyak yang kotor, bahkan tidak sedikit diantara kalian sudah mengeras hatinya." Sementara Allah SWT. dalam banyak ayatNya menyebutkan bahwa dia mencintai kepada orang-orang yang suci dan bersih. Terdapat beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi agar do’a dan munajat yang akan di sampaikan kehadhirat Allah nantinya akan mendapatkan sambutan yang positif. Termasuk juga ketika seorang muslim meminta kepada Allah agar Ia mensucikan hati dan jiwa dari berbagai kotoran dosa dan kesalahan. Faktor-faktor yang menyebabkan cepatnya do’a untuk dikabulkan adalah : 1. Meningkatkan kedekatan diri kepada Allah SWT. Semakin dekat seorang hamba kepada Allah, maka semakin besar peluang terkabulnya do’a. karena kedekatan diri kepada Allah merupakan syarat terkabulnya do’a. Antara kedekatan kepada Allah dengan do’a tidak bisa dipisahkan guna terkabulnya sebuah permintaan. Dalam sebuah hadist qudsi Rasulullah SAW. bersabda: “Apabila hamba-Ku mendekat kepada-Ku sejengkal saja, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta dan manakala hamba-Ku mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa dan kalau hamba-Ku mendekat kepada-Ku sambil berjalan, maka Aku akan mendekat kepadanya sambil berlari". Adapun yang dimaksud dengan pendekatan kepada Allah SWT. di hadist ini adalah dengan peningkatan ibadah dan melakukan amalan yang disenangi Allah. Dalam surat Al-Baqarah Allah SWT. berfirman: “Apabila hamba-hambaKu (yang selalu mengabdi kepada-Ku) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku ini dekat.” (QS Al-Baqarah: 186). Pada ayat ini Allah tidak mengatakan “Apabila manusia bertanya kepadamu”, akan tetapi ayat ini redaksinya menggunakan kata ‘Ibadi (hamba). Hal ini menunjukkan adanya korelasi yang sangat kuat antara permintaan dengan penghambaan. Ketika Allah SWT. berfirman kepada Nabi Ibrahim as.: “Tunduklah engkau wahai Ibrahim, maka nabi Ibrahim langsung memeberikan jawabannya , "Aku tunduk kepada Allah Rabbul 'alamin".Nah karena komitmen taqarrub dan ibadahnya, loyalitasnya kepada Allah SWT. yang begitu tinggi. Sehingga ketika ia bermunajat di kabulkan oleh Allah SWT. Seperti diungkapkan dalam Qur’an surat Ashaffat ayat 99 dan seterusnya, salah satu diantaranya dia meminta kepada Allah SWT. dalam usianya yang sudah lanjut agar Allah memberikan anak keturunan, langsung Allah mengabulkan permintaan nabiyullah Ibrahim, sekalipun menurut logika kemungkinannya sangat kecil, mengingat nabi Ibrahim sudah sangat lanjut usianya . Begitulah ketika ia menampakkan komitmennya yang luar biasa, serta keta’atan dan kepatuhannya, maka munajatnya kemudian langsung bersambut dikabulkan oleh Allah SWT. 2. Menyelaraskan antara do'a dengan perbuatan dan perilaku Disebutkan di dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 201 dan 202, Allah SWT. berfirman : “Diantara mereka ada yang bermunajat meminta kepada Allah, Ya Allah berikanlah kepada kami kebaikan didunia dan diakhirat serta selamatkanlah kami dari azab api neraka”. Kemudian ayat ini disambung dengan “Mereka itu akan mendapatkan dari apa yang mereka usahakan”. Setiap muslim dalam bermunajat dan meminta kepada Allah, hendaknya sinkron dan tidak bertolak belakang dengan apa yang dimintanya. Disatu sisi meminta kepada Allah SWT. agar dibersihkan jiwa, badan dan hati. Namun, disisi lain perbuatan dan perilaku malah mengotori jiwa itu. Tuntutan disini ialah supaya menyesuaikan antara permintaan dengan upaya untuk mencapainya, tidak cukup dengan asal-asalan. Jika meminta rizki yang halal, kesuksesan, istri yang shalehah bahkan menjadi penduduk syurga di akhirat kelak, sudah barang tentu harus diringi dengan langkah-langkah yang optimal guna mencapai hal tersebut. Inilah yang disebut tawakkal yang shahih yaitu memadukan antara permintaan dan mengantungkan harapan kepada Allah semata dengan langkah-langkah konkrit untuk merealisir harapan dan permintaan. Suatu ketika Rasulullah SAW. menceritakan, “Sekiranya kamu bertawakkal seperti tawakkalnya burung, niscaya Allah SWT. akan memberikan rezeki yang banyak kepadamu seperti rezeki yang diberikan kepada burung-burung itu. Mereka terbang di pagi hari dengan perut yang kosong dan kembali pada petang hari dengan perut yang berisi penuh”. Begitulah upayanya itu maksimal, ia terbang mencari dan megusahakan makanannya dengan menempuh perjalanan yang jauh serta pulang dengan membawa makanan untuk anak-anaknya yang ia tinggalkan di sarang. Hal itu sebagaimana datangnya pertolongan-pertolongan Allah SWT. kepada Siti Maryam, seorang wanita yang suci, ketika dia sudah hamil tua, sementara keluarganya tidak bisa menerima kondisi seperti itu, terpaksa kemudian dia mengucilkan dirinya. Di saat-saat akan melahirkan bayinya, Siti Maryam kemudian berteduh dibawah sebuah pohon kurma yang dibawahnya mengalir aliran air. Kemudian setelah dia melahirkan dalam kondisinya yang masih sangat lemah tak berdaya, oleh Allah masih dituntut kepada Maryam itu agar berusaha. Kata Allah SWT. dalam firmannya: “Wahai Maryam, goyanglah pohon kurma itu yang ada disampingmu, niscaya dia akan berjatuhan". Untuk menggoyang setang pohon kurma buknlah pekerjaan yang mudah, apalagi digoyang oleh seorang wanita yang baru saja melahirkan. Tetapi, dengan usaha yang maximal, datanglah pertolongan dari Allah SWT. Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang, Maha Kuasa. Masih ada faktor-faktor lain yang menyebabkan permintaan seorang hamba cepat dikabulkan oleh Allah SWT .dan sekaligus dan membersihkan jiwa dan hati. Namun yang perlu diingat setiap sesuatu yang akan kita laksanakan hendaklah di barengi dengan do’a dan usaha.

read more

DO'A-DO'A UNTUK TEMAN-TEMANKU YANG LAGI JOMBLO

"Ya Allah, kalau dia memang jodohku,
jodohkanlah...
Tapi kalau bukan jodohku,
Jodohkanlah jugak..
Jika dia tidak berjodoh denganku,
maka jadikanlah kami jodoh...
Kalau dia bukan jodohku,
jangan sampai dia dapat jodoh yang lain, selain aku...
Kalau dia tidak bisa di jodohkan denganku,
jangan sampai dia dapat jodoh yang lain,
biarkan dia tidak berjodoh sama sepertidiriku...
Dan saat dia telah tidak memiliki jodoh,
jodohkanlah kami kembali...
Kalau dia jodoh orang lain,
putuskanlah!
Jodohkanlah dengan ku....
Jika dia tetap menjadi jodoh orang lain,
biar orang itu ketemu jodoh dengan yang lain dulu dan
kemudian jodohkan kembali dia dengan ku ...
Amin...".

read more

RAHASIA KEAMPUHAN DO'A




Abu Sa’id al-khudri r.a., meriwayatkan: “suatu hari Rasullullah saw masuk masjid. Saat itu beliau bersama laku-laki Anshar bernama Abu Umamah. Rasullullah bertanya : “wahai Abu Umamah , aku tidak pernah melihatmu duduk-duduk di masjid selain waktu shalat.”, Abu Umamah menjawab : “Ada suatu kepentingan yang memaksaku berbuat demikian, selain karena disibukkan oleh hutang-hutangku, begitu ya Rasullulah..” Nabi S.A.W. bersabda : “maukah kamu aku ajarkan suatu kalimat yang apabila engkau membacanya, niscaya Allah SWT menghilangkan kesedihanmu sekaligus membebaskanmu dari hutang “.
Abu Umamah menjawab: “Tentu saja wahai Rasul”. Nabi melanjutkan: “Ucapkanlah pada waktu pagi dan petang do’a ini : “Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari hal yang menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, penakut dan bakhil… AKu juga berlindung pada-Mu dari hutang yg menyibukkan dan dikuasai oleh orang lain.”Abu Umamah mengatakan: “Aku pun mengamalkan pesan Rasulullah ini dan dengan izin Allah, kesedihanku dicabut dan hutang-hutangku terlunasi.” (HR. Abu dawud, kitab Shalat, Bab: Tentang Isti’adzah. Doa ini terdapat dalam Shahih Bukhari (7/158) dan syarahnya di Fathul

read more


arie koleksi